Bolmong Raya Wisata Ekologis Dunia..?

Bolmong Raya Wisata Ekologis Dunia..? 

Pariwisata Sulawesi utara sedang giat giatnya di kembangkan salah satu contoh kawasan pariwisata Super prioritas likupang yang berada di minahasa utara KEK (Kawasan ekonomi khusus) Likupang dengan total anggaran sekitar 2,2 Trilyun Rupiah di harapkan oleh pemerintah pusat menjadi destinasi baru wisata berkelas internasional di indonesia.Pembangunan ini mencakup Infrastruktur dasar,atraksi,mice dan hotel dengan target penyelesaian pada akhir tahun 2022. 

Provinsi sulawesi utara yang memiliki luas wilayah 13.851,64 KM terdiri dari berbagai etnik,budaya diantaranya Sangihe Talaud,Minahasa dan Bolaang Mongondow Raya di tiga wilayah adat ini juga terdapat ratusan potensi destinasi wisata baik wisata Budaya,wisata ekologis/Cagar alam (taman konservasi),wisata pertanian dan wisata maritim/Bahari. 

Kita Tahu bersama bahwa indonesia sebagai negara kepulauan banyak memiliki wisata maritim/Bahari yang menyebar dari sabang sampai merauke terdiri dari ribuan Spot Destinasi wisata,namun di tengah persaingan promosi wisata antar provinsi di seluruh indonesia hanya wilayah yang memilki karakter khusus dari situasi alam,kemampuan pengelolaan yang baik yang dapat bertahan di tengah persaingan. 

Contoh bali dan NTB situasi dan kondisi di kedua tempat ini sangat mendukung terutama faktor alam dan faktor budaya,Turis yang berjemur di pantai kuta bali berbeda dengan turis yang mau berjemur di pantai yang berada di pulau sulawesi khususnya daerah indonesia timur cuacanya lebih panas.di sisi lain juga faktor alam ombak yg besar juga mempengaruhi minat para turis peselancar.Wisata bawah laut satu satunya yang bisa menjadi andalan di pulau sulawesi baik Diving,snorkling contoh turis banyak datang ke sulawesi karena ingin memburu panorama bawah laut tojo una una dan Bunaken namun posisi taman laut yang berada tidak jauh dari pemukiman kota di pengaruhi oleh kotoran dan sampah plastik yg mengusik ketenangan para penyelam,kecuali daerah yang perawan yang masih jauh dari areal pemukiman. 

Indonesia saat ini dengan berbagai cara mengelola spot destinasi wisata baru guna menarik pendapatan negara melalui sektor pariwisata,Wisata ekologis,cagar alam dan Taman konservasi belum menjadi sasaran prioritas ketimbang wisata maritim/Bahari padahal wisata ekologis tak kalah pentingnya,di seluruh dunia ada berbagai macam destinasi wisata alam (ekologis) diantaranya : cagar Alam Cape point Afrika selatan,Taman Nasional Nambung Australia,atau wisata pegunungan Alpen di swiss,taman nasional kakum Rwanda Afrika barat yang menyajikan gerombolan satwa liar. 

Wisata jelajah Alam dan Hutan justru tak akan redup karena selain sebagai kawasan wisata alam liar juga menjadi pusat penelitian satwa dan ekosistem. 

Bolaang Mongondow Raya Wisata Ekologis Dunia..? 


Bolmong Raya yang memilki luas 54,5 % dari total luas sulawesi utara sangat mendukung pengembangan potensi wisata yang seharusnya tak kalah prioritas dari wilayah lain di indonesia selain wisata maritim/Bahari,Wisata Ekologis sangat berpotensi menjadi spot andalan wisata ekologis Kelas Dunia karena Bolmong raya memiliki wilayah Taman Nasional Dumoga Bone yaitu suaka margasatwa Dumoga seluas 93.500 ha, dan Cagar alam Bulawa seluas 75.200 ha yang berada di wilayah Bolaang Mongondow raya,suaka margasatwa bone seluas 110.000 ha masuk wilayah provinsi gorontalo, wilayah ini juga masuk dalam garis walacea yaitu sebuah garis hipotesis yang memisahkan wilayah geografi hewan asia dan hewan Australasia,wilayah hutan Tropis ini menjadi rumah bagi Ratusan spesies endemik sulawesi, diantaranya burung maleo (Maleo Macrochepalon),Tarsius Spektral,Anoa,Burung hantu Cinnabar Hawk,babirusa,dan juga spesies tanaman diantaranya Piper anducum,Trema Orientalis,macaranga dan anggrek,Palem matayangan (Pholidocarpus ihur), eboni makasar, kayu besi (intsia spp),kayu kuning (Arcangelesia Flava), dan Bunga Bangkai ( amorphopallus conpanulatus). 


Yang paling spesial di seluruh pulau sulawesi adalah endemik burung maleo yang masih hidup liar berada di Taman nasional dumoga bone, burung yang memiliki telur besar dan sangat enak endemik khas sulawesi satu satunya di dunia. 


Jika Destinasi Wisata Taman Nasional Dumoga Bone dapat di kelola dengan baik maka wilayah ini dapat menjadi spot andalan wisata ekologis dunia yang menyajikan Pendakian,berkemah,mata air panas, wisata Budaya,arkeokogi, dan pengamatan satwa liar. pintu masuk utama melalui Toraot utara,Mengkang,Tambun dan maelang. 

Di wilayah ini juga terdapat situs purba Mansiri,luod,Binuanga,dan Tumpa penelitian dari University australia menyimpulkan bahwa wilayah ini bekas hunian purba Jejak peninggalan 2800 - 3000 tahun lalu,berupa kubur tebing dan goa mangkubi. 

Seharusnya wilayah ini dapat menjadi skala priorotas pengembangan wisata ekologi nasional dan internasional,sejarah penetapan taman nasional Dumoga Bone menjadi kawasan Hutan lindung di tahun 1979 melalui SK Menteri pertanian,No 476 KPTS/um/8/1979 tanggal 2 Desember 1979 di sisi lain juga menjadi kelam sejarah bagi pribumi Bolaang Mongondow ketika tanah adat berubah menjadi taman nasional oleh orde baru, ada ribuan rakyat pribumi yang harus kehilangan tanah perkebunan sebagai hak tanah ulayat (Swapraja Bolaang Mongondow) bahkan sampai dengan saat ini ganti rugi lahan masih terkatung katung, setelah pribumi mengikuti kebijakan pemerintah, program selanjutnya adalah pengembangan kawasan dumoga menjadi kawasan pertanian dengan dibangunya 2 bendungan besar kosingolan dan toraot, setelah Program BRN (Badan Rekonsiliasi nasional) ditahun 1950 dan mulai di bukanya program Transmigran di tahun 1970an -1980an jumlah penduduk Dumoga makin bertambah, arus Transmigrasi bukanya berkurang namun makin bertambah dari daerah lainya masuk ke bolmong di pengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya mineral emas yang melimpah dan lahan yang subur di lembah Dumoga. Populasi Transmigran baik minahasa,jawa dan bali justru makin bertambah, ketimbang pribumi ketersediaan ruang pemukiman makin menyempit, Lahan lahan Taman Nasional yang di tetapkan oleh pemerintah mulai terjadi perambahan hutan,pembalakan liar dan perburuan satwa,Deforestasi mengancam Taman Nasional Dumoga Bone Bolaang Mongondow. 

Pemerintah harus tegas kembali ke awal sejarah,konsep,pemanfaatan dan penegakan hukum, juga di sertai dengan pengembangan kawasan wisata ekologis  super prioritas Dumoga Bone mungkin bisa menjadi alternatif sehingga pola masyarakat yang sebelumnya menikmati  hasil sumberdaya alam taman nasional berubah menjadi pendapatan ekonomi wisata dengan menjaga kembali Taman Nasional Dumoga Bone. 

Satwa dan ekosistem juga akan terus terjaga.! Jika tidak kembalikan hak adat dan hak ulayat tanah pribumi Bolaang mongondow sehingga masyarakat tenang dapat menggarap kembali "Monalun" (membuka lahan baru untuk perkebunan) Taman Nasional dumoga  dikembalikan sejarahnya seperti dahulu kala menjadi Hutan adat Bolaang Mongondow. 

Jika prioritas pembangunan kawasan wisata ekologi Bolmong di lakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana diantaranya pembangunan bandara lolak,pelatihan bagi masyarakat,pembangunan hotel dan fasilitas kelas internasional maka dapat di pastikan Pariwisata ekologis Bolaang Mongondow akan menjadi kawasan Destinasi wisata kelas Dunia...Semoga..!

Comments