Sejarah Investasi VOC dan Belanda di Bolaang Mongondow

Sejarah Investasi VOC dan Belanda di Bolaang Mongondow

Roy De Boulan/kerajaan Bolaang adalah penguasa utama semenajung utara sulawesi sebagai basis kekuatan utama abad ke 16 di bagian timur,Voc pertama kali melakukan hubungan dengan Bolaang di abad ke 16 di bawah oleh sultan ternate.


Kerajaan Bolaang sebagai penguasa di paling timur sulawesi sekutu terbaiknya adalah pangeran makasar "TONIPALANGGA" yang juga membackup penuh kekuatan Bolaang.Melalui bantuan portugis Pangeran makasar ini mampu menyatukan seluruh kerajaan kerajaan yang ada di pulau sulawesi menjadi sekutunya.

EIC (east India Company) yang juga menjadi musuh dagang Portugis bergabung dengan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) di maluku dan bertindak untuk melawan makasar sebagai sekutu utama portugis.Perang dilancarkan mulai sejak tahun 1660-1667 di bawah komando Kapten Cornelis Spelman Makasar dapat di hancurkan.di bawah kendali VOC pada tanggal 18 November 1667 perjanjian di sepakati melalui Traktat Bongaya.atas penaklukan ini seluruh wilayah sekutu makasar di lepaskan dan tak ada lagi hubungan dengan sekutu manapun dari pihak eropa termasuk portugis.

Sultan Ternate Mandrahasa yang ikut bergabung saat perjanjian ini dalam pasal 17 menyatakan bahwa seluruh aliansi dalam sekutu sekutu makasar yang berada di pesisir timur sulawesi mulai dari manado hingga Pantsiana,Baggai,Gapy,mandhar,Lambagi,Kaidipang,Tolitoli,Dampelas,Bolaisang,selayar,Cayeli, menjadi wilayah Mahkota Ternate.Sultan Mandrahasa yang di back up penuh oleh VOC juga mendapat keuntungan dari hasil perjanjian Bongaya.

Sultan Ternate Mandrahasa kemudian digantikan oleh anaknya Kaitjil Sibori atau di kenal dengan Sultan Amsterdam,namun sultan ini melakukan penghianatan kepada Gubernur VOC Robertus Padthbrugges yang menyebabkan sultan Kaitjil sibori di tangkap dan ditahan di batavia,pada tanggal 7 Juli 1683 sultan Kaitjil Sibori menanda tangani perjanjian di mana wilayah wilayah yang dahulu di sepakati dalam perjanjian Bongaya di kembalikan ke masing masing wilayah / kerajaan itu sendiri, dan wilayah Ternate hanya pada wilayah dan kekaisarannya itu sendiri.

Bantuan Sultan Ternate "Mandrahasa" kepada pihak VOC dalam memerangi Dominasi Makasar dengan mendapat wilayah sekutu Sulawesi dalam Traktat Bongaya semuanya di Hapuskan.Akibat dari masalah ini pada akhirnya seluruh wilayah timur sulawesi berada langsung di bawah otoritas langsung VOC yaitu : manado/Minahasa,gorontalo,Limboto,tagulandang,siau dan sangihe.

Khusus untuk wilayah Kerajaan Bolaang tidak di libatkan dalam kasus ini,pihak VOC justru bersekutu dengan para pengeran negara kerajaan Bolaang antara lain pengakuan atas Kedaulatan dan wilayah kerajaan Bolaang,membangun benteng.Alasan Utama kenapa VOC harus menggandeng kerajaan Bolaang adalah karena Kekayaan emasnya,seluruh kontrak dan kesepekatan (MOU) di lakukan sejak awal abad ke 17 dan 18.Bahwa seluruh hasil emas kerajaan Bolaang di beli langsung oleh pihak VOC para pembeli dari Bugis,Atjeh,China dan eropa lainya dilarang,pembelian emas Bolaang Mongondow hanya menjadi kewenangan penuh pihak East indie Company.setiap tahun dan setiap pergantian Raja kontrak kesepekatan (MOU) terus di perbarui.

Setelah Perusahaan Company Hindia Belanda Colaps di abad ke 18 di akibatkan oleh Korupsi Pihak kerajaan Belanda mengambil alih seluruh saham dan Aset VOC di tahun 1816,kontrak dan kesepakatan antara Hindia Belanda yang menggantikan VOC di mulai di masa pemerintahan Raja Adrianus Cornelis Manoppo pada tanggal.15 September 1856.
(Gbr : Foto tambang emas Belanda dan bukti laporan dan saham dan )
Hnidia Belanda "Nedherlansch Indie sebagai pengelola bisnis baru dengan kerajaan Bolaang justru mendapat tantangan antara lain Kekuasaan terbatas Hindia Belanda atas Kerajaan Bolaang sehingga penegakan hukum tidak di lakukan ,suplai dan pasokan emas yang semakin berkurang di akibatkan banyaknya pembeli emas dari pihak selain Nedherlandsch indie.

Untuk memulihkan situasi ekonomi ini maka manajemen umum melakukan rapat atas saran dari Komisaris Wedik dan Komisaris Francis target pembelian dan suplai emas di ganti dengan pajak dalam bentuk Uang,emas,Beras,produk lainya dan atau pajak rumah tangga.

Kesepakatan ini di tandai dengan kontrak pada Besluit 3 april 1850 No 29 dan Besluit 29 Oktober 1850 bahwa setiap warga memiliki hak yang sama bekerja di landskap Bolaang Mongondow,Bolaang Uki,Bintauna dan Kaidipang Besar suplai emas di tiadakan dan memperkenalkan pajak dalam bentuk uang.

Pajak Tahunan di tetapkan :
Bolaang Mongondow : F 4000
Bolang oeki : F 250
Bintauna : F 250
Bolangitang : F 400
Kaidipang : F 400

Gubernur Batavia di beri kewenangan memungut hasil pajak rumah tangga,pajak Barang lainya,hasil bumi dan emas,menjadi kewenangan pemerintah kerajaan upah 10 persen di simpan di kas negara.bagi hasil antara hindia belanda dan kerajaan di sesuaikan dengan harga pasar.seluruh pendapatan di simpan di kas perbendaharaan hindia belanda.pengawasan ini di tetapkan Komisioner dan inspektur dari pihak internal kerajaan,dan dari pihak eropa,juru tulis dari pihak kerajaan dan penjaga kantor serta korps polisi bersenjata.

Pada tahun 1904 mendapat keuntungan internal kerajaan : 

BOLAANG MONGONDOW : F 8227 Gulden
Bolaang Uki : F 1904
Bintauna : F 592
Bolangitang : F 1037
Kaidipang : F 1100

Kontrak politik di tahun 1907 pihak Hindia Belanda Mengucurkan dana segar kepada :

Bolaang Mongondow F 12.000 Gulden
Bolang Uki F 1500
Bintauna F 750
Bolangitang F 1500
Kaidipang F 1500

Situasi politik yang menguntungkan dan terkait Proposal dewan kerajaan Bolaang Mongondow di tahun 1905,tanggal 26 mei 1905 no 50 bahwa lansdskap Bolaang mongondow,Bintauna,Bolang Uki,Bolangitang dan kaidipang di satukan dalam satu Department Bolaang Mongondow di terima oleh pihak Gubernur Batavia melalui keputusan 10 Januari 1906 No 82 ( ind.stbl.1906.No 41) dikepalai oleh seorang inspektur admnistrasi seluruh perbendaharaan dari 5 kerajaan di pusatkan di Kotamobagu.banyaknya mantris di setiap kerajaan di lakukan perubahan untuk efisiensi pendapatan dan pengeluaran kas di setiap negara bagian,marsaole yang sebelumnya di wilayah kerajaan bolangitang di kurangi menjadi satu,Mayor kadato ditetapkan dan kapten Laut Bolang uki di hapuskan.Hal yang sangat menarik adalah setelah pengaturan dan penetapan Departmen Bolaang Mongondow lima Landskap kerajaan dapat saling menguntungkan.

Sumber olahan : BUREAU VOOR DE BESTUURSZAKEN DER BUITENBEZITTINGEN 1912.

Belajar dari sejarah, Politik dan ekonomi selalu seiring sejalan dalam setiap peradaban suatu bangsa.Bolaang Mongodow Raya sebagai kantong utama sumber ekonomi semenanjung utara sulawesi selalu menjadi zona perebutan politik demi tujuan ekonomi, alasan utamanya adalah negeri para raja ini memilki potensi sumberdaya alam yang kaya.

Zaman para Raja telah usai dan kini Bolaang Mongondow Raya telah berada dalam peradaban baru NKRI, kebijakan pemerintah pusat dalam sisi politik dan ekonomi hanya bisa di rasakan manfaatnya saat analisisa dan backup kepentingan wilayah di tinjau dari sejarah dan budaya, salah satu contoh ada wilayah yang kaya sumberdaya alamnya namun pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya kurang bahkan tidak merata,pemetaan sejarah,budaya dan adat istiadat di setiap daerah yg berbeda harusnya menjadi analisa utama dalam penerapan Otda.

Bolaang Mongondow Raya sebagai negara Bagian dari NIT (Negara Indonesia Timur) saat Gabung ke NKRI di 1 Juli 1950 karena dasarnya adalah wilayah ini adalah eks Swapraja berpemerintahan sendiri (Zelfbestuur) kemudian hanya Menjadi Dati 2 dikarenakan konflik politik tahun 1950an.Sampai dengan saat ini masih belum merasakan kemandirian ekonomi dan pembagunan yang merata bagi masyarakatnya, meskipun ironi negeri para raja ini bahkan mampu menyumbangkan pendapatan ekonomi bagi negara di saat eksploitasi investasi tambang emas yang mampu meraup puluhan bahkan ratusan ton emasnya yang mampu membantu perputaran ekonomi negara.

Dalam uraian sejarah di atas bahkan saat disatukan menjadi Departement Bolaang Mongondow dalam satu kas perbendaharaan dan pendapatan di masa hindia Belanda situsi ekonomi dan politik yang saling menguntungkan dapat di rasakan langsung oleh 4 kerajaan.

Harusnya hal yang sama dapat di rasakan dan sangat menguntungkan ketika Bolaang Mongondow Raya, Juga kelak di satukan dalam satu kas Transfer Dana Alokasi Pusat langsung ke kas Provinsi Bolaang Mongondow raya,Sehingga pembangunan dan kesejahteraan dapat di rasakan sepenuhnya oleh Masyarakat Bolaang Mongondow Raya.

#SaveBmR
#ProvinsiBMR
#PBMRYes

Comments